Kamis, 24 Maret 2011

Mengenang Sosok Gubernur Kalbar HA Aswin

Agus Wahyuni Borneo Tribune.

Suasana duka menyelimuti Kalbar, Rabu (19/12). Mantan Gubernur Kalbar periode 1993-1998 dan 1998-2003, Mayjen TNI Purn H Aspar Aswin menghembuskan napas terakhirnya di RSSA sekitar pukul 02.20 WIB karena serangan jantung.

Sebelumnya HA Aswin sempat menghadiri acara FKPPI. Sepulangnya di rumahnya Kompleks Akcaya, tiba- tiba bapak pembangunan Kalbar ini jatuh sakit, kemudian dilarikan ke RSSA sekitar pukul 23.00. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak HA Aswin mengehembuskan napas terakhirnya buat selama-lamanya.
Rumah duka segera dipenuhi pelayat. Tampak hadir para pejabat teras seperti Gubernur H Usman Ja’far, Wakil Gubernur LH Kadir, Ketua DPRD Ir H Zulfadhli, Walikota Pontianak dr H Buchary A Rachman, seluruh jajaran DPRD Provinsi dan kota, mantan pejabat di era kepemimpinan HA Aswin, serta tokoh masyarakat.
Kesedihan juga terlihat dari keluarga almarhum. Ny Sri Kadarwati Aspar Aswin. Ia terlihat menitikkan air mata di sisi almarhum. Anggota DPD RI ini tak menyangka suaminya yang segar bugar bisa mangkat dalam waktu semendadak ini, kendati usianya 67 tahun. “Bapak masih segar bugar dan berbicara tak kurang sesuatu apa,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Rico Andri anak bungsu almarhum baru datang dari Jakarta juga tak luput dalam kesedihan ditinggalkan ayahandanya tercinta. Begitupula kakak kandungnya, Doni.
H Usman Ja’far mengatakan baru mendapat kabar kepergian Aspar Aswin saat berada di Jakarta ketika menghadiri pelantikan Penjabat Bupati Kabupaten Kubu Raya.
Usman mengatakan, selama kepemimpinan almarhum dua periode cukup banyak pembangunan di Kalbar yang dilakukan. Katanya, Almarhum merupakan sosok leader yang patut dicontoh. “Walaupun almarhum berasal dari ABRI tetapi ia tidak pernah marah terhadap bawahan staf pemerintahan, dan semuanya dianggap sebagai teman,” kata mantan Wagub, Drs Djawari.
LH Kadir menimpali sudah lama mengenal almarhum, “Saat saya menjabat kepala biro pemerintahan, almarhumlah yang melantik saya.” Aspar Aswin juga dikenal sebagai bapak dengan sosok yang sederhana, murah senyum dan tidak pernah marah.
Wali Kota Pontianak, Buchary A. Rachman usai melakukan salat jenazah di Masjid Raya Mujahidin mengatakan, almarhum orang yang sangat baik, tidak pernah mengeluh ketika menjalankan tugasnya sebagai Gubernur Kalbar.
Buchary mengakui, telah lama mengenal Aspar. Buchary ketika itu masih dokter biasa. Ia bersama Aspar sudah menganggap seperti keluarga.
Orang nomor satu di Kota Pontianak ini merasa haru, kepergian Aspar tidak diduga. Ditambah lagi Aspar di mata Buchary, orang yang fair tidak punya rasa pendendam kepada siapapun.
“Ia pernah berbincang-bincang pada saya pada saat kerusuhan di Sambas, beberapa waktu silam. Kami saling bertukar pikiran. Saya anggap Aspar orang yang sangat baik,” kata Buchary.
Satu persatu ratusan pelayat mendatangi kemudian membuka kain almarhum untuk memandang wajah almarhum yang terakhir kali sebelum diberangkatkan dan dimakamkan di Jawa Tengah.
HA Aswin lahir di Samarinda 13 April 1940. Perjalanan karirnya sebelum menjadi Gubernur Kalbar dimulai dari karir kemiliteran sebagai komandan peleton Yonif 314 Linud Siliwangi di Majalengka Jawa Barat tahun 1964 setelah Ia menamatkan pendidikan di Akademi Militer nasional tahun 1963.
Setahun kemudian Aspar Aswin diangkat sebagai wadanki Yonif 330/SLW dilanjutkan menjadi komandan Kompi Yonif 330/SLW dan jabatan terakhir pad tahun 1971 sebagai Pasi-2 Yonif 330/SLW.
Selama dua tahun setelah dialihtugaskan dari batalyon infantry 330 di Bandung, ia ditempatkan di brigate 17 Kostrad Bandung dan terakhir aktif di sana setelah mendapat perintah di rindam 1 Kutaraja (Provinsi Nanggro Atjeh Darussalam) jabatan awal yang dipercayakan kepadanya sebagai kepala Litbang Rindam tahun 1973 hingga terakhir sebagai kepala pendidikan dan latihan dengan pangkat Mayor. Ia bertugas di pasukan pada tahun 1975 menjabat sebagai komandan Yonif 113/DAM I Kotabakti-Aceh selama dua tahun.
Sejak tahun 1976-1989, pria yang berpembawaan low profile dan murah senyum ini dipercayakan memangku jabatan territorial dimulai dengan jabatan Dandim 0108 DAM I Kutacane.
Pada tahun 1980-1982 dengan pangkat Letkol berhasil lulus dari Seskoad Ia dipromosikan menjadi Kasrem 121 Sintang yang selanjutnya ditugaskan sebagai asisten Operasi pada Kasdam VII Tanjungpura Pontianak selama 3 tahun.
Semenjak Tour of Duty di Kalbar inilah, Aspar Aswin mencurahkan seluruh dharma bhaktinya bagi kemajuan dan mengenal karakteristik potensi SDM dan SDA tanah Khatulistiwa.
Keberhasilan di Kalbar membawa prestasi baginya sehingga dipromosikan sebagai komandan Rinifdam IX Udayana di Tambanan Bali pada kurun waktu 1985-1986. Dari Bali kembali bertugas di Kalbar sebagai Danrem 121/ABW pada tahun 1986-1989 yang berkedudukan di Pontianak. Setelah berakhir massa tugasnya sebagai Danrem 121/ABW, diangkat kembali sebagai WADAN PUSBANGSISOPS di Cimahi.
Belum genap bertugas di Cimahi, pertengahan tahun 1989 suami dari Ibu Sri Kandarwati yang sangat aktif membina dan meningkatkan peranan wanita dan kerajinan daerah Kalbar mendapat kehormatan untuk meniti karir kekaryaan dalam jabatan sipil, Wakil Gubernur Bali. Ia seorang Jenderal berbintang satu.
Berbekal pengalaman bertugas di lingkungan kemiliteran baik di kesatuan maupun jabatan teritorial yang cukup panjang ditambah lagi sebagai pejabat negara dan pengalaman bertigas di Kalbar, tahun 1993 Ia diangkat sebagai Gubenur Kalbar periode 1993-1998 yang merupakan massa jabatan pertama. Pengangkatan tersebut sebagai keperacayaan Presiden RI melalui Kepres Nomor 13/M/1993 tanggal 13 Januari 1993, dan terpilih kembali untuk menduduki jabatan gubernur massa bhakti kedua 1998-2003. Pengangkatan dalam jabatan gubernur berdasarkan Kepres RI No 2/M/1998 tanggal 9 /1-1998 dan dilantik oleh menteri dalam negeri (12/1) 1998.
Pengalaman jabatan di lingkungan pemerintahan daerah Kalbar sekitar 10 tahun telah menjadikan suatu catatan tersendiri dalam sejarah penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kalbar sehingga tidaklah berlebihan prestasi-prestasi yang diukir purnawirawan perwira tinggi berbintang dua ini selama mencurahkan dharma bhakti di Kalbar menambah jajaran prestasi yang pernah diraih, baik penganugerahan bintang Satya Lencana di bidang kemiliteran dan pembangunan, maupun penghargaan lainnya.
Aspar memiliki tiga orang anak, yakni Setya Dewi, Donny Satryadi dan Rico Andri Setyadi, serta satu orang istri, Sri Kadarwati. Orang tua Aspar, Aswin dan Tuminah yang telah berpulang ke rahmatullah sejak lama.
Aspar sendiri memiliki tujuh saudara, satu diantaranya sudah wafat. Aspar yang memiliki segudang pengalaman ini, sangat menyukai olahraga. Prestasi pun telah banyak diukirnya, berupa satya lencana penegak tahun 1966, satya lencana GOM-VIII tahun 1968, satya lencana GOM-VIII tahun 1983, satya lencana VIII TH tahun 1983, satya lencana XVI TH tahun 1973, satya lencana XXIV TH tahun 1981, Darjah kebesaran kepahlawanan angkatan tentara Malaysia tahun 1991, yudha dharma nararya tahun 1996, Kartika Eka Paksi Pratama, SL Pembangunan Bidang Pertanian, tahun 1996, SL Pembangunan bidang Koperasi tahun 1996, SL Kebaktian Sosial tahun 1996, Manggala Karya Kencana KL 1 A tahun 1997, Lencana Melati tahun 1997, SL. Abdi Satya bhakti tahun 1997 dan Abdimanggalya Karya pada tahun 1997.
Kunjungan luar negeri yang pernah dilakukannya seperti ke Malaysia, Hong Kong, Malaysia, Finlandia, dan Filipina. Ini sejak tahun 1982 hingga tahun 1994.
Terakhir kali, jabatan politik disandang HA Aswin. Dia Ketua Partai Hanura DPW Provinsi Kalbar. ■

0 komentar:

Posting Komentar