Kamis, 31 Maret 2011

Yusran Programkan RP 300 Juta Per Desa

Agus Wahyuni

Borneo Tribune, Sambas
Dia terlihat santai dengan kacamata minusnya. Ketika bertemu atau bicara dengan siapapun. Tutur cakapnya keluar dengan apa adanya. Sangat ramah, mudah dekat. Ya, dialah Yusran A Rasyid, sosok calon Bupati Sambas, priode 2011-2016.
Dilihat dari namanya, mirip nama Bupati Sambas, Burhanuddin A Raysid. Memang, Yusran adik kandung Bupati. Yusran kini menjabat sebagai kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Sambas.
Baginya, keinginan menjadi orang nomor satu di kaupaten Sambas tidak memandang latar belakang profesi. Bisa siapa saja, asalkan “BERSIH.” Kata itu dijadikan motto Yusran, tepatnya, “ SAMBAS BERSIH,” punya arti. Beriman, Ekonomi, Revitalisasi, Sosial, Ilmu dan Teknologi, Harmonis.

Ia mengaku, sekarang sudah mendapatkan perahu yang siap mengantarkan menuju kursi Bupati Sambas. Tidak disebutkan perahu mana. Begitu calon wakilnya, namanya masih rahasia.

Baginya, maju sebagai calon Bupati sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Sedikitnya 120 dari 183 desa se kabupaten Sambas sudah pernah ia jelajahi pada sebuah kesempatan acara. Misalnya hari besar Islam, Maulid Nabi, Isra Miraj, Tahun Baru Islam, sampai kepada acara pernikahan.

Ia memang relogius. Mulai dari surban sampai jubah ia kenakan setiap kali menghadiri acara.
 “ BERSIH harga mati sebagai calon Bupati, “ kata Yusran. Banyak program akan ia tawarkan jika kelak ia terpilih memimin Sambas. Tentu program itu menarik dan belum pernah dijalankan pemerintah daerah lainnya, yakni program bantuan desa sebesar Rp 300 juta. Dana itu diluar dari Dana Alokasi Desa.

Baginya, desa adalah ujung tombak pembangunan. Program dana itu nantinya bisa digunakan banyak bidang, seperti infrastruktur, pengadaan pupuk,peternakan, perkebunan, pertanian, dan lainnya.

“ Semua diserahkan dari, langsung dan untuk desa, “ katanya. Rp 300 juta akan langsung dimasukkan dalam Musrembang desa, kecamatan, Sampai ke kabupaten.  Warga desa langsung mengawal dananya.

Bila perlu, satu diantara warga desa dibuatkan perusahaan. Tujuannya, jika ada proses tender dalam pembangunan desa, harus warga desa tersebut yang menikmati hasilnya. Bukan pemborong daerah lain.

Baginya, program itu tidaklah muluk. Dihitung dari 183 desa yang ada, baru sekitar 30-40 miliar saja.Hanya 5 persen dari dana APBD Kabuaten Sambas, berkisar Rp 600 miliar. 

“ Artinya jatah kue APBD mesti dibagi rata, salah satunya alokasi dana Rp 300 juta per desa. Tidak ada iri atau dengki dalam membangun kabupaten Sambas lima tahun ke depan” kata Yusran.



0 komentar:

Posting Komentar